Minggu, 02 Mei 2010

LAPORAN PENDAHULUAN CA SERVIX

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA SERVIX

I. Pengertian
Karsinoma servik adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada sewrvik dimana dalam keadaan ini terdapat kelompok sel yang abnormal yang terbentuk oleh jaringan yang tumbuh secara terus menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna lagibagi tubuh sehingga jaringan sekitar tubuh tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya.

II. Etiologi
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab yaitu :
a. Aktifitas seks
b. Hubungan seksual yang tidak stabil
c. Pasangan seks lebih atau berganti-ganti
d. Usia melahirkan pertama yang terlalu dini
e. Infeksi virus HIV

III. Patogenesis
Proses perkembangn Ca servik lambat, diawali dengan adanya displasia yang perlahan menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul bila ada aktifitas regresi epitel yang meningkat, trauma mekanik dengan kimiawi, infeksi virus/bakteri, dan gangguan keseimbangan hormon dalam waktu 7 – 10 tahun. Perkembangan tersebut menjadi bentuk berinvasif karsinoma insitu yang diawali dngan fase statis. Dari bentuk pre-invasif karsinoma berlubang menjadi bentuk invasif pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi ini menimbulkan luka, perkembangnan yang eksotik dan dapat berinfiltrasi ke kanalis servikalis, lesi meluas ke fornik jaringan pada servik parametria dan akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan vesika urinaria. Karsinoam servik dapat meluas ke segmen bawah rahim dan uterus dan cavum uteri. Penyebaran ini ditentukan oleh stadium dan ukuran tumor, jenis histologik dan ada atau tidaknya invasi ke pembuluh darah, hipertensi, anemia, dan adanya deman. Penyebaran dapat pula melalui metastase limfatik dan hematogen. Secara hematogen tempat penyebaran ke paru-paru, kelenjar getah bening, mediastinum atau supraklavikula, tulang, hepar, empedu, pankreas, dan otak.

IV. Stadium klinis kanker
1. Stadium 0 : Karsinoma insitu, selaput basal masih utuh.
2. Stadium I : Proses terbatas pada servik
I a : Hanya dpt didiagnosis secara mikroskopik, lesi tidak lebih dari 3 mm
I b : Lesi invasif lebih dari 5 mm.
3. Stadium II : Proses keganasan telah keluar dari servik dan menjalar ke 2/3 bagian atas vagina dan ke parametrium tetapi tidak sampai ke dinding panggul.
II a : Penyebaran hanya ke vagian, parametrium masih bebbas dari infiltrat tumor
II b : Penyebaran ke parametrium, uni atau bilateral tetapi belum sampai ke dinding panggul
4. Stadium III : Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau ke parametrium sampai dinding panggul.
III a : Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, namun tidak sampai ke dinding panggul
III b : Penyebaran sampai dinding panggul, tidak ditemukan darah bebas infiltrasi antar dinding panggul dengan tumor., sudanh ada ganguan faal ginjal/hidronefrosis.
5. Stadium IV : Karsinoma servik menyebar ke organ dan atau jauh.
IV a : Tempat bermestatase ke organ sekitar
IV b : Tampat bermetastase jauh.

V. Penatalaksanaan
1. Stadium 0, I a : biopsi kerucut, histerektomi transvaginal
2. Stadium I b, II a : histerektomi radikal dengan limfadenetomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe pada aorta (bila terdapat metastase dilakukan radioterapi pasca pembedahan).
3. Stadium II b, III, IV : histerektomi transvaginal
4. Stadium III a, IV b : radioterapi, radiasi paliatif, kemoterapi



VI. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala berdasarkan tahapan dari kanker servik
1. Stadium dini, tidak ada gejala khusus
- ketidakteraturan haid
- Keputihan, warna putih atau purulen yang tidak berbau khas dan tidak gatal
- Perdarahan pasca koitus
- Amenorhea dan hipermenorhea
- Perdarahan khas ; darah yang keluar berupa mukoid
- Nyeri dirasakan menjalar ke ekstremitas bawah dari daerah lumbal
- Pengeluaran sekret dari vagina (perdarahan intermens dan latihan berat)
2. Stadium pertengahan
Gejala yang timbul lebih bervariasi; sekret dari vagina berwarna kuning, berbau dan terjadi iritasi vagina dan mukosa vulva, perdarahan semakin sering dan nyeri semakin progresif.
3. Stadium lanjut
Komplikasi fistula vesikula sehingga urine dan faeces dapat meluas dari vagina. Dapat terjadi muntah, demam, anemia.



VII. Diagnosa Keperawatan
A. Pada pasien Ca servik yang histerektomi
1. Risiko infeksi b/d insisi abdominal/ vagina, pemasangan kateter
2. Perubahan perfusi jaringan b/d bedrest
3. Perubahan pola eleminasi urin b/d pemasangan kateter
4. Kurang volume cairan b/d perdarahan
5. Perubahan eleminasi defekasi : konstipasi b/d pembedahan abdomen
6. Perubahan rasa nyaman : nyeri b/d luka operasi
7. Perubahan dalam konsep diri (body image) b/d aktual/ potensial kehilangan kemampuan sistem reproduksi sekunder terhadap pembedahan
8. Disfungsi seks b/d perubahan body image
9. Kehilangan b/d hilangnya bagian dari sistem reproduksi
10. Cemas b/d pembedahan / kanker
B. Pada pasien dengan Ca Servik yang dilakukan radiasi eksternal
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri0 b/d proses penyakit
2. Keletihan b/d peningkatan kebutuhan energi, penurunan produksi metabolisme energi
3. Terjadi perubahan kulit b/d efek samping radiasi eksterna
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d efek samping radiasi
5. Gangguan eleminasi BAB (diare) b/d efek samping radiasi
6. Risiko infeksi b/d tidak efektifnya pertahanan tubuh
7. Gangguan fungsi seksual b/d efek kanker

C. Pada pasien Ca servik yang mendapat kemoterapi
1. Risiko terhadap kurang volume cairan b/d kehilangan cairan gastro intestinal sekunder akibat muntah
2. Risiko terhadap cedera b/d kecenderungan perdarahan
3. Risiko infeksi b/d perubahan sistem imun sekunder akibat efek dari agen sistoktosik atau proses penyakit
4. Ansietas b/d kemoterapi yang ditentukan, kurang pengetahuan tentang kemoterapi dan tindakan perawatan diri.
5. Keletihan b/d efek anemia, malnutrisi, perdarahan, muntah menetap, dan gangguan pola tidur
6. Risiko terhadap konstipasi b/d disfungsi saraf otonom sekunder akibatpemberian alkaloid
7. Diare b/d kerusakan sel usus, inflamasi dan peningkatan motilitas usus
8. Perubahan kenyamanan b/d kerusakan sel gastro intestinal, rangsanagn pusat saraf, ketakutan, dan ansietas.
9. Perubahan nutrisi kuarng dari kebutuhantubuh b/d anoreksia, perubahan rasa nyaman, mual muntah menetap, dan peningkatan laju metabolisme
10. Perubahan membran mukosa b/d kekringan dan kerusakan sel epitel sekunder akibat kemoterapi




VII. Intervensi (secara umum)
1. Gangguan rasa nyaman ; nyeri b/d proses penyakit (penekanan jaringan saraf infiltrasi)
Intervensi :
- Tentukan riwayat nyeri, misal ; likasi, frekuensi, durasi dan intensitas/skala nyeri (0-!0).
- Berikan tindakan kenyamanan dasar (misal ; reposisi, gosokan punggung, dan aktifitas hiburan seperti musik)
- Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri (misal : teknik relaksasi, visualisasi, guiding imaginary)
- Lakukan tindakan kolaborasi pemberian analgetik

2. Risiko tinggi terhadap konstipasi b/d iritasi mukosa gastriintestinal dari kemoterapi
Intervensi :
- Pastikan kebiasaan eleminasi umum
- Kaji bising usus dan pantau/ catat geraka usus termasuk ferkuensi/konsistensi
- Pantau masukan cairan adekuat (2500 ml/24jam)
- Berikan makanan sedikit tapi sering dengan makanan tinggi serat, mempertahankan kebutuhan protein dan karbohidrat
- Pantau masukan dan haluaran dengan BAB
- Hindari makanan tinggi lemak
- Kolaborasi pemeberian cairan intravena

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d efek samping radiasi
Intervensi :
- Pantau masukan makanan setiap hari
- Ukur TB, BB, dan kekebalan lipatan kulit
- Dorong pasien untuk makan TKTP dengan masukan cairan adekuat
- Identifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi

4. Keletihan b/d peningkatan kebutuhan nutrisi, penurunan produksi metabolisme energi
Intervensi :
- Rencanakan perawatan untuk meningkatkan periode istirahat
- Buat tujuan aktifitas realitas dengan pasien
- Dorong pasien untuk melakukan apa saja bila mungkin
- Pantau respon fisiologis terhadap aktifitas
- Dorng masukan nutrisi

5. Risiko infeksi b/d tidak efektifnya ketahanan tubuh
Intervensi :
- Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik
- Pantau suhu tubuh
- Kaji semua sistem tubuh
- Tingkatkan istirahat adekuat
- Batasi prosedur invasif

6. Risiko tinggi terhadap perubahan seksualitas b/d efek kanker
Intervensi :
- Diskusikan dengan pasien dan orang terdekat tentang sifat seksualitas dan reaksi bila ini berubah
- Ajarkan pasien tentang efek samping dari pengobatan kanker yang dapat memepengaruhi seksualitas
- Berikan waktu tersendiri untuk pasien yang dirawat

IX. Evaluasi
1. Klien dapat mengontrol nyeri
2. Klien dapat mempertahankan pola defekasi normal
3. Mendemonstrasikan BB stabil, penambahan BB secara progresif
4. Melaporkan perbaikan rasa berenergi
5. Mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan untuk mencegah atau mengurangi infeksi
6. Mengungkapkan pemahaman tentang efek kanker dan aturan pengobatan pada seksualitas dan tindakan untuk memperbaiki/menghadapi masalah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar